Kamis, 03 Desember 2009

Data Pengamatan

Pengamatan tentang pencemaran air
  1. Ikan dalam air bersih : pengamatan dalam waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit ikan masih sehat
  2. Ikan dalam air sabun : pengamatan dalam waktu 5 menit pada waktu 1 - 3 menit = ikan kejang dan mengeluarkan lendir mati mati dan pada waktu 4 menit = ikan mati. Pengamatan pada waktu 10 dan 15 menit ikan mati.
  3. Ikan dalam air detergen : pengamatan dalam waktu 5 menit pada waktu 1 - 2 menit = ikan kejang, berlendir, & ingsang memerah dan pada waktu 3 menit = ikan mati. Pengamatan pada waktu 10 dan 15 menit ikan mati.
  4. Ikan dalam air baygon : pengamatan dalam waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit ikan masih sehat.
Pembahasan :
  • Detergen lebih cepat membuat ikan mati karena bersifat panas. Dalam jangka 1-2 menit ikan akan mengeluarkan lender. Dalam 1-2 menit = ikan mengalami kontrasi, mulai dari kejang, berenang miring dan ingsang berwarna merah tua. Kemudian 2-3 menit = ikan mati. Detergen terbukti merupakan zat pencemar air terbesar. Itu terbukti dalam percobaan ikan.
  • Sabun Mandi merupakan tercepat ke-2 setelah detergen (pencemar terburuk ke-2), terbukti dengan percobaan ikan.
  • Pada percobaan ikan di dalam air baygon, ikan dapat bertahan sampai 22 menit dan ikan mati. Ikan dapat bertahan karena baygon tidak dapat secara langsung tercampur pada air bersih, melainkan kandungan minyak (baygon) berada di lapisan atas pada air. Sehingga tidak secara langsung ikan terkontaminasi oleh zat beracun pada baygon. Setelah 16-17 menit, ikan mengalammi kontraksi, yaitu : kejang, ingsang memerah dan berenang miring ke atas permukaan air. Pada waktu kurang lebih 20-22 menit, ikan mati karena telah terkontaminasi oleh zat pencemar (beracun) pada baygon.
  • Pada air bersih Ikan dapat bertahan hidup karena air tersebut belum mengalami pencemaran.

Perbedaan Sabun dan Detergen :
  • Sabun(bersifat basa) NaOH. Sabun bersifat menyatukan air dan minyak. Sabun tidak dapat membersihkan pada air sadah.
  • Detergen dapat membersihkan pada air sadah. Jadi, detergen dapat lebih membersihkan daripada sabun mandi dan lebih mencemari lingkungan dibanding air sabun.

Kenapa Lingkungan Semakin Rusak Akibat Ulah Manusia?

Lingkungan yang semakin rusak akibat ulah manusia karena

Manusia merupakan komponen ekosistem yang dapat berpotensi sebagai penyelamat dan perusak ekosistem. Contoh kegiatan manusia yang merusak ekosistem adalah penggundulan hutan dan pembangunan pemukiman tanpa memperhatikan aspek lingkungan.

Terkadang manusia menciptakan sebuah ekosistem yang tadinya bertujuan baik. Namun seiring berjalannya waktu, hal itu malah dapat berbalik karena ego manusia sendiri. Misalnya saja pada ekosistem sawah yang terdapat hama belalang, petani akan membasmi hama yang secara tidak langsung ikut memusnahkan pemangsa belalang tersebut. Hal tersebut sama saja mengganggu rantai makanan.

Pada dasarnya ekosistem masih dapat memperbaiki dirinya (self purification) hingga tercapai keseimbangan kembali dalam jangka waktu tertentu. Sebentar atau lama, tergantung dari tingkat kerusakannya. Sayangnya, tak jarang manusia malah semakin merusak ekosistem yang sedang berusaha memperbaiki dirinya. Jadi, bisa dikatakan bahwa komponen yang paling berpotensi sebagai perusak ekosistem adalah manusia.

Mengapa manusia? Bukankah banyak bencana alam yang terjadi dan sangat merusak ekosistem? Jawabannya mudah, ‘Karena sebagian dari bencana itu manusia sendiri yang menciptakan’.

Global Warming atau Pemanasan Global, topik yang sedang hangat diperbincangkan ini juga salah satu akibat ulah manusia. “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca”, begitulah kesimpulan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Terjadinya Global Warming juga dapat menghancurkan ekosistem. Bayangkan saja jika suhu bumi semakin meningkat sehingga hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan, tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Namun karena pembangunan manusia menghalangi perpindahan ini, spesies-spesies yang bermigrasi terhalangi. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah mungkin akan musnah. Bagi manusia, migrasi hewan dapat menjadi masalah besar dengan timbulnya berbagai penyakit dan menyebarnya virus yang dibawa hewan tersebut. Misalnya peningkatan terjadinya Demam Berdarah karena nyamuk memiliki ekosistem baru untuk berkembang biak.

Tentu saja kita tak mau ekosistem bumi hancur. Sebagai penghuni bumi yang paling sempurna seharusnya manusia bisa ikut merawat bumi ini. Hal yang harus dilakukan adalah mengantisipasi aktivitas kita sehari-hari. Kegiatan yang sekiranya merusak lingkungan harus dikurangi dan dihilangkan. Sedangkan tradisi melestarikan lingkungan harus digencarkan. Mulai dari hal kecil seperti menanam pohon hingga aktivitas lainnya. Walaupun sederhana, setidaknya kita ikut andil dalam usaha ‘penyembuhan’ ekosistem. Bukan hanya demi ekosistem dan alam ini, tapi juga demi kehidupan di masa depan.

(Sumber : http://nanakizawa.wordpress.com/2009/11/26/mengapa-ekosistem-semakin-rusak/diambil dari berbagai sumber/)

Sabtu, 07 November 2009

Ekosistem

A.Pengertian Ekosistem

Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya.

Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.

(sumber : www.wikipedia.org/ekosistem)

B.Satuan Makhluk Hidup dalam EKOSISTEM

a.Individu

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

b.Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi adalah sekelompok semut di atas meja.

c.Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati daerah yang sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas hutan jati, padang rumput dan hutan pinus.

d.Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.

e.Bioma
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya.

f.Biosfer

Biosfer adalah berbagai bioma di permukaan bumi yang saling berhubungan dan membentuk sistem yang lebih besar lagi.

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem buatan dan ekosistem alami. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah, tanpa campur tangan manusia. Contohnya rawa, sungai dan laut. Jika suatu ekosistem sengaja dibuat manusia maka disebut ekosistem buatan. Contohnya ekosistem sawah, kebun, kolam, waduk dan akuarium.

B.Komponen Ekosistem

Komponen ekosistem terdiri atas :
1.Komponen Biotik terdiri dari:
a.Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk makhluk hidup yang lain.
b.Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung pada organisme lain dalam hal makanan.
c.Pengurai adalah organisme yang menguraikan organisme mati. Contoh pengurai adalah jamur dan bakteri.

2.Komponen Abiotik terdiri dari: a.Cahaya matahari
b.Tanah
c.Air
d.Udara
e.Suhu
f.Kelembaban

C.Kebergantungan
Saling kebergantungan tidak hanya terjadi antar komponen biotik. Saling kebergantungan juga terjadi antara komponen biotik dan abiotiknya.

1.Saling Kebergantungan Antarkomponen Biotik
a.Rantai makanan
Perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu disebut rantai makanan



Rantai Makanan
(Sumber : http://www.kathy-lilia.blogspot.com/2007_06_01_archive.jpg)


Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora.

b.Jaring-jaring makanan
Pada hakikatnya, setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem merupakan sumber materi dan energi bagi makhluk hidup lainnya. Suatu kenyataannya bahwa setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Akibat dari semua itu maka di dalam suatu ekosistem, rantai-rantai makanan itu akan saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Itulah sebabnya disebut jaring-jaring makanan.


Jaringan-Jaringan Makanan

(Sumber : http://andalasdejava.files.wordpress.com/2007/08/rantaian makanan.gif)

2.Saling Kebergantungan Antara Komponen Biotik dan Abiotik
Saling kebergantungan di antara komponen yang ada dalam ekosistem, baik antara komponen biotik dan abiotik contohnya dapat dilihat pada siklus karbon. Siklus karbon tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada tumbuhan, hewan, pengurai, air dan tanah.

E.Pelestarian Ekosistem
Keanekaragaman makhluk hidup perlu dijaga supaya ekosistem menjadi stabil. Semakin beranekaragam makhluk hidup dalam suatu ekosistem, semakin stabil ekosistem tersebut. Flora dan fauna alami yang terdapat di hutan perlu dilestarikan karena merupakan sumber plasma nutfah (plasma benih). Sumber plasma nutfah dapat dimanfaatkan untuk mencari bibit unggul bagi kepentingan kesejahteraan manusia. Upaya perlindungan keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan mendirikan cagar alam, taman nasional, hutan wisata, taman laut, hutan lindug dan kebun raya. Untuk mencegah kepunahan makhluk hidup, kadang diperlukan pemeliharaan untuk mengembangbiakannya, yang disebut dengan penangkaran. Pemeliharaan dapat dilakukan secara in situ dan ex situ. Pemeliharaan in situ adalah pemeliharaan yang dilakukan di habitat aslinya. Pemeliharaan ex situ adalah pemeliharaan yang dilakukan di luar habitat aslinya, misalnya di kebun binatang.

F.Pola-Pola Interaksi
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.

Simbiosis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya :
a)Simbiosis mutualisme, yaitu interaksi antara dua individu ataupun populasi yang saling menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur tertentu dan jenis alga tertentu membentuk likenes, antara bunga dengan kupu-kupu.
b)Simbiosis parasitisme, yaitu interaksi dua individu/populasi di mana salah satu individu untung, sedang simbion pasangannya rugi. Contohnya, benalu yang tumbuh pada ranting pohon mangga, cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia.
c)Simbiosis komensalisme, yaitu interaksi antara individu/populasi yang satu untung sedangkan individu/populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi. Contohnya, interaksi antara ikan remora kecil yang menempel pada ikan hiu.