Manusia merupakan komponen ekosistem yang dapat berpotensi sebagai penyelamat dan perusak ekosistem. Contoh kegiatan manusia yang merusak ekosistem adalah penggundulan hutan dan pembangunan pemukiman tanpa memperhatikan aspek lingkungan.
Terkadang manusia menciptakan sebuah ekosistem yang tadinya bertujuan baik. Namun seiring berjalannya waktu, hal itu malah dapat berbalik karena ego manusia sendiri. Misalnya saja pada ekosistem sawah yang terdapat hama belalang, petani akan membasmi hama yang secara tidak langsung ikut memusnahkan pemangsa belalang tersebut. Hal tersebut sama saja mengganggu rantai makanan.
Pada dasarnya ekosistem masih dapat memperbaiki dirinya (self purification) hingga tercapai keseimbangan kembali dalam jangka waktu tertentu. Sebentar atau lama, tergantung dari tingkat kerusakannya. Sayangnya, tak jarang manusia malah semakin merusak ekosistem yang sedang berusaha memperbaiki dirinya. Jadi, bisa dikatakan bahwa komponen yang paling berpotensi sebagai perusak ekosistem adalah manusia.
Mengapa manusia? Bukankah banyak bencana alam yang terjadi dan sangat merusak ekosistem? Jawabannya mudah, ‘Karena sebagian dari bencana itu manusia sendiri yang menciptakan’.
Global Warming atau Pemanasan Global, topik yang sedang hangat diperbincangkan ini juga salah satu akibat ulah manusia. “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca”, begitulah kesimpulan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
Terjadinya Global Warming juga dapat menghancurkan ekosistem. Bayangkan saja jika suhu bumi semakin meningkat sehingga hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan, tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Namun karena pembangunan manusia menghalangi perpindahan ini, spesies-spesies yang bermigrasi terhalangi. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah mungkin akan musnah. Bagi manusia, migrasi hewan dapat menjadi masalah besar dengan timbulnya berbagai penyakit dan menyebarnya virus yang dibawa hewan tersebut. Misalnya peningkatan terjadinya Demam Berdarah karena nyamuk memiliki ekosistem baru untuk berkembang biak.
Tentu saja kita tak mau ekosistem bumi hancur. Sebagai penghuni bumi yang paling sempurna seharusnya manusia bisa ikut merawat bumi ini. Hal yang harus dilakukan adalah mengantisipasi aktivitas kita sehari-hari. Kegiatan yang sekiranya merusak lingkungan harus dikurangi dan dihilangkan. Sedangkan tradisi melestarikan lingkungan harus digencarkan. Mulai dari hal kecil seperti menanam pohon hingga aktivitas lainnya. Walaupun sederhana, setidaknya kita ikut andil dalam usaha ‘penyembuhan’ ekosistem. Bukan hanya demi ekosistem dan alam ini, tapi juga demi kehidupan di masa depan.
(Sumber : http://nanakizawa.wordpress.com/2009/11/26/mengapa-ekosistem-semakin-rusak/diambil dari berbagai sumber/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar